Banyak di antara kita yang suka meramal, bahkan menggunakan ramalan itu sebagai petunjuk dalam pengambilan keputusan.
Namun ketika ditanya, siapa yang percaya pada ramalan, sedikit sekali orang yang mau mengakuinya.
Selama ini pandangan umum mengkaitkan ramalan dengan hal-hal yang bersifat mistik ataupun takhayul, padahal sesungguhnya, ramalan banyak dipergunakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Misalnya, ramalan cuaca.. Apakah hari ini cerah, turun hujan, atau ada badai.. Itu semuanya juga sifatnya ramalan.
Apakah ramalan ini bermanfaat? Oh ya tentu..
Contoh umumnya dunia penerbangan, sebelum pesawat itu diizinkan untuk terbang, terlebih dahulu dibuatkan perencanaan (flight plan), yang juga berisikan ramalan cuaca pada saat itu.
Jika diramalkan akan ada badai disuatu tempat, maka pesawat akan terbang melewati rute lain, atau bahkan tidak jadi terbang.
Bayangkan jika anda naik pesawat terbang tanpa ramalan cuaca.. Tentu sangat berbahaya..
Contoh lain, seorang wanita yang mengandung, dokter memperkirakan kapan bayinya akan lahir.. Ini juga ramalan.
Atau seorang pasien yang sakit parah, dokter memperkirakan bisa bertahan sampai waktu tertentu, ini juga ramalan..
Dalam dunia usaha, para pengusaha pun menggunakan perkiraan2 harga dan permintaan di masa mendatang, ini juga ramalan.
Sehingga, bisa disimpulkan bahwa, ramalan sebenarnya banyak terdapat dalam keseharian kita..
Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ramalan?
Ramalan adalah membuat perkiraan akan masa depan dengan menggunakan data2 yang ada saat ini.
Dan perkiraan ini bukan dibuat secara asal2an, namun sudah diamati, dipelajari dan diuji dalam waktu yang cukup lama, sehingga tingkat keakuratannya bisa tinggi.
Lalu Apa Ramalan Bisa Dipercaya?
Tergantung..
Ramalan dapat dipercaya atau tidak, tergantung oleh siapa yang meramal..
Misalnya, jika anda menanyakan ramalan cuaca pada seorang dokter, tentu jawabannya tidak dapat dipercaya.
Namun, jika ramalan cuaca itu berasal dari seorang pakar cuaca, tentu keakuratannya bisa lebih dipercaya.
Namun namanya juga ramalan, sekalipun diramalkan oleh pakarnya, tidaklah mungkin 100% dijamin kepastiannya. Tetap saja ada kemungkinan bahwa ramalan tersebut meleset.
Banyak umat pergi ke orang pintar, bahkan ke vihara atau klenteng, untuk meramal nasib.
Kadang suatu tempat itu manjur jika ditanyakan mengenai suatu hal tertentu, misalnya untuk ditanyai tentang obat, tetapi tidak tepat jika ditanyai tentang rumah tangga, usaha, jodoh dll.. Sebaliknya juga demikian.
Sudah banyak contoh kasus, seseorang yang sakit parah, ketika meminta petunjuk di suatu tempat, langsung bisa sembuh.
Memang ada tempat2 tertentu yang bisa memberikan petunjuk demikian, namun sebenarnya hal ini hanyalah mematangkan kamma baik dari pemiliknya sendiri.
Jika ada kamma baik, maka harapan orang itu akan terpenuhi..
Namun jika tidak ada kamma baik yang cukup, maka walaupun tempat itu terkenal manjur, tetap tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan.
Ramalan Menurut Hadist :
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab ‘Sahih Muslim’ bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ‘Barangsiapa mendatangi tukang ramal kepadanya tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.”
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda “Barangsiapa yg mendatangi dukun dan membenarkan apa yg ia katakan sungguh ia telah kafir terhadap apa yg diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” .
Sahabat bertanya tentang para dukun, maka Rosulullah saw menjawab, “Mereka bukanlah apa-apa (tidak berarti sedikitpun)”. Lalu para sahabat berkata : “Wahai Rosulullah saw sesungguhnya mereka terkadang berbicara sesuatu dan ternyata benar2 terjadi?”. Maka Rosulullah saw bersabda, “Kebenaran itu adalah sesuatu yang dicuri oleh satu jin, lalu ia lontarkan pada telinga kekasihnya (dari manusia), dan mereka pun mencampurinya dengan seratus kebohongan” (HR Bukhari Muslim)
Rosulullah saw bersabda :
“Barangsiapa mendatangi peramal, lalu ia bertanya sesuatu kepadanya dan mempercayainya, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari” (HR Muslim)
Dalam atsar/riwayat yang lain sahabat yang mulia Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya tentang arti “Thagut”, beliau t berkata: “mereka adalah para dukun yang syaitan-syaitan turun kepada mereka”.
Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah saw ditanya tentang para kahin, lalu beliau menjawab, ‘Mereka tidak bernilai apa-apa!’ Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka terkadang memberitakan sesuatu dengan benar.’ Beliau bersabda, ‘Kalimat yang benar itu berasal dari pencurian jin, lalu jin menyuarakannya di telinga walinya (dukun) seperti suara ayam betina yang berkokok (sehingga menggugah teman-temannya)), lalu para setan (yang mendengarnya) mencampurinya dengan seratus kedustaan.’” (HR Bukhari dan Muslim)
Ramalan Menurut Hadist :
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab ‘Sahih Muslim’ bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ‘Barangsiapa mendatangi tukang ramal kepadanya tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.”
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda “Barangsiapa yg mendatangi dukun dan membenarkan apa yg ia katakan sungguh ia telah kafir terhadap apa yg diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” .
Sahabat bertanya tentang para dukun, maka Rosulullah saw menjawab, “Mereka bukanlah apa-apa (tidak berarti sedikitpun)”. Lalu para sahabat berkata : “Wahai Rosulullah saw sesungguhnya mereka terkadang berbicara sesuatu dan ternyata benar2 terjadi?”. Maka Rosulullah saw bersabda, “Kebenaran itu adalah sesuatu yang dicuri oleh satu jin, lalu ia lontarkan pada telinga kekasihnya (dari manusia), dan mereka pun mencampurinya dengan seratus kebohongan” (HR Bukhari Muslim)
Rosulullah saw bersabda :
“Barangsiapa mendatangi peramal, lalu ia bertanya sesuatu kepadanya dan mempercayainya, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari” (HR Muslim)
Dalam atsar/riwayat yang lain sahabat yang mulia Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya tentang arti “Thagut”, beliau t berkata: “mereka adalah para dukun yang syaitan-syaitan turun kepada mereka”.
Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah saw ditanya tentang para kahin, lalu beliau menjawab, ‘Mereka tidak bernilai apa-apa!’ Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka terkadang memberitakan sesuatu dengan benar.’ Beliau bersabda, ‘Kalimat yang benar itu berasal dari pencurian jin, lalu jin menyuarakannya di telinga walinya (dukun) seperti suara ayam betina yang berkokok (sehingga menggugah teman-temannya)), lalu para setan (yang mendengarnya) mencampurinya dengan seratus kedustaan.’” (HR Bukhari dan Muslim)
referensi : sosbud.kompasiana, samaggi-phala
0 komentar:
Posting Komentar